Newest Post
// Posted by :Noctis Lucis Caelum
// On :Minggu, 19 Oktober 2014
BAB
I Sejarah Perkembangan PR di Dunia
Sejak
jaman dahulu manusia sudah dapat dikatakan melakukan kegiatan PR
tanpa mereka sadari. Konsep PR pada mulanya dilakukan untuk menarik
perhatian publik pada pertunjukan theater atau sirkus. Dapat
dikatakan bahwa PR merupakan profesi yang bekerja dalam hal
publisitas dan promosi. Namun profesi tersebut belum diakui oleh
dunia. Baru pada akhir abad 19, salah satu perusahaan di Amerika
Serikat, Westinghouse mendirikan unit internal khusus yang dinamakan
PR. Meskipun pada waktu itu PR ditugaskan untuk mengurus surat
daripada melakukan tugasnya yang sebenarnya.
Ivy Ledbetter Lee adalah orang
yang memperkenalkan praktisi
public relation kepada dunia. Ivy Lee mengemukakan bahwa fungsi PR
adalah mengomunikasikan informasi yang baik kepada para klien
sehingga mereka kelak dapat mengomunikasikan informasi tersebut
kepada publiknya masing-masing. Ia mengajukan konsep manajemen PR
yang menyatakan bahwa khalayak tidak
dapat diabaikan
oleh manajemen industri dan dianggap bodoh oleh pers. Konsepnya
tersebut diterima baik oleh dunia sehingga
ia dinobatkan sebagai The
Father of Public Relations. Ivy Lee adalah pelopor konsep dan
praktisi PR sedangkan Edward
Bernays lebih dikenal sebagai pendiri profesi PR. Perkembangan
PR sendiri dipengaruhi oleh proses komunikasi dan pertukaran
informasi atar manusia. Manusia sendiri membutuhkan informasi untuk
menyesuaikan hidupnya dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi
disekitarnya.
Kronologis
perkembangan PR di dunia
Tahun
|
Perkembangan
|
1865-1900
|
Publik masih
dianggap bodoh
|
1900-1918
|
Publik diberi
informasi dan dilayani
|
1918-1945
|
Publik diberi
pendidikan dan dihormati
|
1945-1968
|
Publik mulai
terbuka dan banyak mengetahui
|
1968-1979
|
Publik
dikembangkan dalam berbagai aspek
|
1979-1990
|
Publik mulai
mengalami perubahan dalam segi mental dan kualitas
|
1990-sekarang
|
Publik
mengalami perubahan mental, kualitas, pola pikir, pola pandang,
sikap dan pola perilaku secara nasioal/internasional
|
BAB
II Sejarah Perkembangan PR di Indonesia
Di Indonesia sendiri perkembangan
PR dimulai pada tahun 1950-an dan perkembangannya secara akademik
dimulai sekitar tahun 1960. Perlu dilihat bahwa PR muncul di
Indonesia 5 tahun setelah Indoneisa merdeka, jadi pada awalnya PR di
Indonesia dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah politik di
Indonesia. Di Indonesia, PR memiliki pengertian sebagai “state
of being” dan
“method
of communication” sebagai
perwujudan nyata dari kegiatan komunikasi tersebut. Organisasi
pertama di Indonesia yang menggunakan PR adalah perusahaan minyak
Pertamina. Seiring dengan perkembangan waktu, PR di Indonesia banyak
di gunakan di berbagai bidang baik itu swasta ataupun negara.
Perkembangan
PR di Indonesia dapat dibagi menjadi 4 periode.
1.
Periode 1 (Tahun 1962)
Pembentukan PR di Indonesia
secara resmi dibentuk oleh Presidium Kabinet Perdana Menteri Juanda
yang mengharuskan pembentukan unit PR dalam segala bidang kenegaraan.
Tugas PR dalam bidang kenegaraan adalah ikut serta dalam proses
pembuatan keputusan oleh pimpinan hingga pelaksanaaannya serta
memberikan informasi, motivasi, pelaksanaaan komunikasi timbal balik
dua arah supaya tercipta citra yang baik atas lembaga/institusi yang
diwakilinya kepada masyarakat.
2.
Periode 2 (Tahun 1967 – 1971)
Pada periode ini terbentuklah
Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas) pada tahun 1971. Bakohumas
diresmikan dengan Surat Keputusan Menteri Penerangan No. 31 Tahun
1971. Badan negara ini mempunyai fungsi antara lain :
- Mengadakan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dan kerjasama antar Humas departemen/lembaga negara
- Merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan kehumasan sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah
3.
Periode 3 (Tahun 1972 – 1993)
Periode ini merupakan periode
munculnya Humas
kalangan
profesional pada lembaga swasta umum. Dengan indikator sebagai
berikut:
- Pada Tanggal 15 desember 1972 pemerintah mendirikan Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas). Lalu pada akhir tahun 1993 konvensi Nasional HUMAS yang diadakan di Bandung mengesahkan Kode Etik Kehumasan Indonesia (KEK). Perhumas juga tercatat sebagai anggota International Public Relations Association (IPRA) dan ASEAN Public Relations Organization (FAPRO).
- Asosiasi Perusahaan Public Relations (APPRI) didirikan pada tanggal 10 April 1987 di jakarta. APPRI dibentuk sebagai wadah profesi berbentuk organisasi perusahaan – perusahaaan public relations yang independen (konsultan jasa kehumasan).
4.
Periode 4 (Tahun 1995 – Sekarang)
Dalam periode ini Public
Relations berkembang di kalangan swasta pada bidang industri
pelayanan jasa. Dengan indikator sebagai berikut:
- Himpunan Humas Hotel Berbintang (H-3) dibentuk pada tanggal 27 November 1995. Himpunan ini merupakan wadah organisasi profesi HUMAS bidang jasa perhotelan.
- Forum Komunikasi Antar Humas Perbankan (FORKAMAS) yang dibentuk oleh Gubernur BI Soedradjad Djiwandono dan diresmikan pada tanggal 13 september 1996 .
- Keluarnya SK BAPEPAM No.63/1996, tentang wajibnya pihak emiten (perusahaan yang go public) di Pasar Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya memiliki lembaga Corporate Secretary.
- PRSI (Pulic Relations Society of Indonesia) dibentuk pada tanggal 11 november 2003 di Jakarta.
PRSI dibentuk menyerupai PRSA (
Public Relations Society of Amerika) yang merupakan sebuah organisasi
profesional yang diakui secara internasional. Tujuan didirikannya
PRSI adalah untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, kebersamaan,
pemberdayaan serta partisipasi para anggotanya untuk berkiprah
sebagai PR professional dalam aktivitas secara nasional maupun
internasional.
Halim
Mahfudz sebagai Wakil Ketua Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia
(Perhumas) mengatakan bahwa Perusahaan yang bergerak di bidang pubilc
relations (PR) di Indonesia kini berkembang pesat. Saat ini tercatat
sekitar 50-60 perusahaan PR yang dikelola oleh pengusaha Indonesia
maupun asing yang berada di Indonesia.
Daftar
Pustaka
Rachmadi.
F. 1994. Public Relations dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Gramedia
Rumanti,
Maria Assumpta. 2002. Dasar-dasar Public Relations: Teori dan
Praktek. Jakarta: Gramedia Widiasarana.
Ruslan
Rosady. 1998. Manajemen PR & Media Komunikasi. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
Posting Komentar